Tradisi dan kebudayaan di suku jawa

Nama             : Muhammad Rizaldi Zanuar Arifin

NPM              : 23024010167

Mata Kuliah  : Bela Negara

Kelas             : G198


1. Tingkeban


Merupakan tradisi turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Tradisi yang dikenal dengan nama mitoni ini ditujukan bagi ibu hamil dengan usia kandungan 7 bulan. Ritual yang dilakukan berupa acara siraman dengan air bunga dan doa keselamatan bagi ibu dan calon bayi sampai hari persalinan tiba. 


2. Pernikahan Adat Jawa


upacara pernikahan yang menggunakan adat Jawa dengan berbagai tahapan dan proses yang harus dilalui. Seperti, serah-serahan, midodareni, siraman, balangan suruh, upacara ngetik, temu manten, nyantri, ritual kacar-kucur, sungkeman, dan lain sebagainya.


3. Upacara Kasada


Tradisi Jawa Timur yang masih dipertahankan hingga kini adalah upacara Kasada atau Sukasada. Merupakan hari raya adat bagi suku Tengger yang diadakan setiap hari ke-14 pada bulan Kasada. Menurut perhitungan kalender Jawa, Kasada adalah bulan kesepuluh namun berdasarkan kalender Tengger, upacara Kasada dilangsungkan pada bulan ke-12. 

Upacara ini dimaksudkan sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan juga para leluhur. Saat upacara berlangsung, warga suku Tengger akan melempar berbagai sesajen berupa hasil ternak, buah-buahan, sayuran, atau bahkan uang ke kawah Gunung Bromo. 


4. Mubeng Beteng


Tradisi yang dilakukan pada malam 1 Suro yang dikenal dengan nama Mubeng Beteng atau tradisi Malam Satu Suro. Tradisi ini ada di daerah Yogyakarta dan dilakukan oleh warga dengan cara mengelilingi keraton atau benteng Yogyakarta. Tradisi ini merupakan simbol refleksi dan juga intropeksi diri. Pada saat melakukan Mubeng Beteng ini, kamu tidak boleh berbicara, makan, atau minum hingga selesai. 


5. Brobosan


Tradisi Jawa Tengah yang masih sering dijumpai adalah tradisi Brobosan, merupakan salah satu adat yang terbilang cukup aneh bagi orang yang melihatnya. Pada tradisi ini mengharuskan kamu untuk menerobos melewati bagian bawah jenazah dari kerabat atau saudara yang meninggal. 

Jadi, jenazah tersebut nantinya akan diangkat menggunakan tandu atau peti mati dan harus diangkat tinggi. Kemudian, pihak keluarga yang ditinggalkan harus melewati bagian bawah jenazah tersebut. Tujuannya adalah sebagai bentuk penghormatan dan mengikhlaskan kepergiannya. 

Komentar